CIRI PENDIDIK SUKSES
sifat-sifat atau ciri-ciri
seorang pendidik atau pembina yang berhasil
seorang pendidik atau pembina yang berhasil mempunyai sifat atau ciri-ciri yang jika setiap dari sifat tersebut bertambah maka akan bertambah pula keberhasilan ia dalam mendidik anak-anak tentunya juga dengan taufiq bantuan allah swt.,
seorang guru atau pembina terkadang adalah seorang ayah, ibu, saudara, saudari, paman, bibi, kakek atau bibi dari pihak ibu dan sebagainya, hal ini tidak di maksudkan seorang pembina atau pendidik hanya tertumpu pada seseorang saja yang tertentu, akan tetapi setiap orang yang di sekelilingnya terdapat anak-anak harus juga ikut mengambil alih dalam mendidik dan membina anak-anak tersebut ke jalan yang benar.
adapun sifat atau cirri-ciri seorang pendidik atau pembina sangat banyak akan tetapi di sini kami hanya akan menyebutkan sifat atau ciri-ciri yang terpenting dari sifat-sifat tersebut, sebagai berikut:
- berilmu.
- amanah (bertanggung jawab).
- kuat.
- adil.
- berkeinginan besar.
- konsisten.
- baik.
- jujur.
- penuh hikmah.
pertama: berilmu.
seorang pembina atau pendidik harus memiliki ilmu syari’at islam walaupun hanya sedikit, di tambah juga dengan ilmu fiqhi realita kontemporer,
adapun ilmu syar’i tersebut adalah: ilmu tentang al qur’an dan sunnah, hal ini tidak di tuntut bagi seorang pembina atau pendidik dalam mempelajari hal tersebut yang di luar dari kemampuannya, para ulama telah menjelaskan mengenai hal tersebut sebagai berikut:
“kadar atau ukuran yang perlu ia pelajari ialah ia harus mengetahui ibadah yang ingin di lakukannya dan interaksi yang ingin di laksanakannya, karena pembina atau pendidik dalam keadaan tersebut ia harus mengetahui bagaimana cara beribadah kepada allah swt. dengan ibadah tersebut, dan bagaimana melaksanakan interaksi tersebut”. (lihat: kitab al ilmu oleh syekh muhammad bin sholeh al utsaimin hal: 21).
karena jika seorang pembina tidak mengetahui masalah ilmu agama atau syari’at maka anak-anaknya akan tumbuh dengan perbuatan-perbuatan bid’ah (bid’ah adalah hal-hal yang di buat-buat yang tidak terdapat dalam syari’at islam) atau khuraafat (hal-hal yang di buat-buat), bahkan mungkin akan mengantarkan anak kepada praktek kemusyrikan yang besar, semoga kita di lindungi oleh allah swt. dari hal tersebut.
jika seorang pengamat memperhatikan dengan baik mengenai keadaan manusia maka ia akan menemukan bahwa mayorita kesalahan atau kekeliruan dalam hal akidah ataupun ibadah yang di lakukan oleh orang-orang hal tersebut adalah warisan dari bapak mereka, ibu mereka atau nenek moyang mereka, mereka senantiasa melakukan hal tesebut sampai allah swt. mentakdirkan seseorang yang dapat mengajari mereka mengenai cara beribadah yang baik, seperti para alim ulama, para da’i, atau saudara-saudara yang sholeh, karena jika tidak mereka akan meninggal dengan kebodohan mereka.
seorang pendidik atau pembina perlu mempelajari cara-cara pendidikan yang islami dan memahami dunia anak, karena setiap level mempunyai ukuran-ukuran atau persiapan-persiapan secara tersendiri baik itu dari segi fisik atau kejiwaan, oleh karena itu berdasarkan ukuran-ukuran tersebut maka seorang pendidik atau pembina perlu memilih suatu sarana-sarana untuk menanamkan akidah, nilai-nilai moral dan penjagaan terhadap fitrah yang sehat”. (lihat: ushulu ttarbiyah al islaamiyah oleh abdurrahman an nahlaawi, hal: 175).
oleh karena kita menemukan perbedaan sarana-sarana pendidikan di antara anak-anak sesuai dengan perbedaan umur mereka, bahkan terkadang walaupun umur mereka sama tidak harus sama sarana pendidikan yang harus di berikan untuknya, hal ini dikarenakan mungkin perbedaan watak atau karakter.
seorang pendidik atau pembina haru mengetahui pemikiran-pemikiran, ide-ide, atau opini-opini yang berkembang di masanya, ia harus mengetahui apa yang tersebar diantara remaja dan orang-orang dewasa dari hal-hal yang menyimpang dari ajaran syari’at islam, agar seorang pembina dapat melawannya dan mengantarkan mereka kepada pendidikan yang penuh etika dan moral sesuai yang di maksudkan dalam syari’at islam.
kedua: amanah (bertanggung jawab).
hal ini mencakup seluruh perintah dan larangan yang di kandung oleh syari’at baik dalam hal ibadah ataupun interaksi. (lihat: taisiirul al ‘aliyyul qadiir oleh muhammad an nasiib ar rifaa’i, hal: 3/521).
diantara tanda-tanda amanah ialah: seorang pendidik senantiasa menjaga untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang di perintahkan, dan ia juga memerintahkan anak-anaknya untuk melaksanakan hal tersebut, selalu konsisten dengan syari’at baik dari segi bentuk luar dan dalam, sehingga ia menjadi teladan di dalam keluarganya dan di masyarakatnya, ia berhias dengan sifat amanah, di dalam kehidupannya ia berakhlak mulia baik bagi kerabatnya ataupun kepada orang lain di setiap waktu dan tempat, akhlak seperti ini sumbernya adalah senantiasa untuk menjaga sifat amanah dalam artian yang lebih luas.
Komentar
Posting Komentar